Puisi-Puisi Hadi Hibatullah
Hadi Hibatullah atau dengan nama lengkap Muhamad Hadi Hibatullah, lahir 21 juli 1995, Lebak, Banten. Mulai menekuni menulis saat semester awal perkuliahan di ISI Yogyakarta, Prodi Animasi Fakultas Seni Media Rekam. Awal mula menulis hanya untuk mengisi waktu insomnianya dengan menggambar dan menulis.
Bapak
Dan aku melihat lelah dipundakmu
sayup sayup kecil menari memahat ototmu
agak legam jantan, memang raut bahasamu pasrah
istiqomah memikul lelah, masih berjalan dengan gagahnya
kau belai rembulan menjadi sang fajar
mantra indah selimuti tidur nyenyakku
entah apa jadinya bila dirimu dewa
mungkin bumi rela tenggelam oleh tetes kecut keringatmu
Sorak Serak Sajak Pahlawan
Ziarah usang para pendosa
meringkuk malu pada tuan kesayangan
pijar pudar sedikit remang,
masih berhitung dalam kubus kecoklatan
belati ia bersaksi dini hari
sebilah harapan goresan kecil di uluhati
sadar tak sadar masih menyanyi lagu kemarin
“Merdeka rakyatku, Bukan hamba sahaya”
tahun selanjutnya mereka bernyanyi
kedap menyekap gema terpantul
mendekap haru layulah sang melati
seragam lusuh agak tutul.
windu selanjutnya,
sebongkah mayat masih bernyanyi
rangka terputus rapuh tak terusung
“merdeka rakyatku, neraka bukan tempat yang indah…
Maka merdekalah rakyatku”
Engkau
Ku akui aku memang gila
terlalu gila memujimu
terlalu gila memuja seni tuhan diwajahmu
aku ingin mencumbu waktu
memperkosa usia,
merampok semua tua, lelah dan derita dari keningmu
katakan padaku,
bagaimana cara tuhan memahat senyummu?
dua belah bibir yang mencipta surga
tolonglah aku
lutut ku terpaku, tertancap
berlutut tak tahu lelah dihadapanmu